BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Jasa berguna

Jasa berguna. Info sangat penting tentang Jasa berguna. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Jasa berguna

membuatnya di Berlin, Jerman. Satelit berbobot 57 kilogram ini mengorbit di ketinggian 630 kilometer dan sebagian besar tugasnya adalah melakukan penginderaan jarak jauh. Untuk rencana mendatang dikabarkan Indonesia akan kembali meluncurkan satelit mikro yang lebih maju. Kali ini pembuatan satelit itu akan dilakukan di Indonesia, bukan di luar negeri lagi. Sekilas informasi ini bisa sangat membanggakan kita. Para ilmuwan Indonesia sudah bisa merancang dan membuat satelit sendiri. Walaupun untuk meluncurkannya masih menggunakan jasa negara lain. Tentu saja harus dengan membayar, bukan gratis. Biayanya tentu saja mahal. Dan jika kita melihat keluar sana, tidak usah terlalu jauh, misalnya ke beberapa negara tetangga kita, ternyata Indonesia sudah tertinggal di bidang teknologi ruang angkasa. Jika menengok beberapa tahun lalu, Indonesia pernah tercatat sebagai negara nomor 2 di Asia, setelah Jepang, yang mampu meluncurkan roket buatan sendiri. Itu terjadi pada tanggal 14 Agustus 1964, 44 tahun yang lalu. Saat itu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang belum genap setahun dibentuk telah berhasil meluncurkan roket KARTIKA I. Menurut kabar peluncuran roket ini hanya disiapkan dalam waktu 7 bulan. Tapi sayangnya setelah itu selama bertahun-tahun tidak ada lagi terdengar LAPAN mencetak prestasi yang lebih tinggi lagi. Pada saat roket KARTIKA I meluncur membelah langit, India belum tahu apa-apa tentang roket. Tapi sejak beberapa tahun lalu negara ini telah memiliki roket Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) yang mampu mengangkut 2 satelit konvensional sekaligus. Roket ini yang membawa satelit LAPAN-TUBSAT ke orbitnya. Sementara kita masih berkutat dengan roket seri Rx yang sudah dikembangkan sejak awal dasawarsa 1980an. Pencapaian ini jelas masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan China misalnya, yang sudah menjadi negara ketiga setelah Amerika dan Rusia yang berhasil mengorbitkan angkasawannya. Ini bukan membandingkan pencapaian, atau menjadikan penguasaan teknologi angkasa sebagai ajang perlombaan, tapi lebih pada menyikapi kemunduran yang kita alami. 44 tahun yang lalu kita sudah berhasil meluncurkan roket buatan sendiri tapi sampai sekarang masih belum bisa membangun roket yang membawa satelit-satelit kita sendiri. Padahal teknologi ini akan selalu kita gunakan. Jika kita kembali melirik pada bidang yang sama, misalnya tentang pemakaian jasa komunikasi massal, kita masih juga bergantung pada pihak luar. Itu bisa dilihat pada komposisi kepemilikan saham beberapa perusahaan operator seluler yang beroperasi di Indonesia. Sayang sekali jika sampai saat ini kita masih belum bisa mandiri dalam penguasaan teknologi antariksa yang strategis ini. Para pakar kita sering mengungkapkan bahwa posisi geografis kita sangat menguntungkan untuk pengembangan teknologi ini. Garis equator adalah kawasan ideal untuk peletakan satelit pada orbitnya. Dan negara kita memiliki garis ini dari


Powered By : Blogger